Senin, 14 Juni 2010

Pembantu Baruku ~ part 15

"Zy, loe di rumah dulu aja ya... Gue ke RS nya sama ify aja.." pamit rio sebelum berangkat ke RS. Setelah anggukan setuju dari ozy, rio pun keluar dan berjalan menuju mobil ify yg sudah menunggunya.
"Berangkat sekarang yo??" tanya ify setelah rio duduk di sampingnya.
"Iya... Lanjut, lets go..." jawab rio. Lalu ify mulai menggas mobilnya, dan melaju ke RS dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan mereka hanya mengobrol ringan dengan candaan-candaan sederhana seperti biasa. Akhirnya 20 menit kemudian mereka sampai di RS.

"Hai, dok.." sapa rio ke dokter yg akan memeriksanya. Sementara ify tersenyum ke arah dokter itu.
"Terlalu cepat 10 menit dari janji ya rio.." kata dokter itu sambil tersenyum ke arah rio dan ify.
"Hehehe... Saya ada janji pagi ini dok, jadi buru-buru.." jawab rio sambil duduk di hadapan dokter itu, di atas bed yg ada di ruangan tersebut. Dokter itu melirik ke gadis manis yg berdiri di sebelah rio.
"Janjian sama cewek kamu ini ya?? Dasar anak muda jaman sekarang, pacaran mulu." kata dokter itu.
"Hahaha... dia bukan cewek saya dok..." kata rio sambil terkekeh kecil. "Belom jadi cewek saya dok, tpi entar lagi jadi.." tambahnya dalam hati.
"Saya cuma nemenin rio dok, kami ada janji kumpul sama temen-temen nanti.." tambah ify.
"Wah...sayang sekali ya.. Padahal kalian cocok lo.." goda dokter itu sambil memeriksa tangan kiri rio. Rio hanya tersenyum senang. Sementara ify ada sedikit warna mrah di kedua pipinya. Setelah itu mereka diam. Si dokter hanya konsentrasi dengan pasiennya. Sementara RiFy ikutan merhatiin tangan rio yg di periksa si dokter itu.
"Wah, rio.. Sepertinya perkiraan saya salah. Nggak perlu menunggu 1 bulan lagi, 2 minggu juga tulang kamu yg retak itu pulih." kata dokter itu sambil tersenyum senang.
"Beneran dok?? Akhirnya....perban-perban ini bisa di singkirkan juga." kata rio senang, dokter itu hanya mengangguk.
Rio melirik ify, tiba--tiba rio merasa ada perasaan aneh di hatinya. Perasaan nggak rela.
"Kok gue jadi nggak rela sembuh cepet ya??" tanyanya heran dalam hati.
Sementara ify juga merasa perasaan yg sama dngan rio. Perasaan nggak rela.
"Kenapa gue jadi nggak rela gini ya?? Harusnya gue seneng dong, karna 2 minggu lagi gue bebas dari perjanjian gue jadi pembantunya rio. Gue udah keenakan sih di sana. Udah kaya aktifitas wajib gue ke rumah rio seharian. Berarti cuma 2 minggu lagi dong waktu gue?? Setelah itu kami cuma ketemu di sekolah kaya biasa. Nggak..nggak... Loe nggak boleh kaya gini fy. Loe harus senang, egois klo loe tetep mau rio sakit demi kesenangan loe..." batin ify galau.
"Loh, kok jadi ngelamun??" tanya dokter itu yg membuyarkan lamunan RiFy tentang perasaan mereka masing-masing.
"Enggak dok, tadi cuma kesenengan saya nggak perlu repot-repot gantung tangan lagi." jawab rio sambil senyum meyakinkan si dokter.
"Tuh kan, rio aja seneng bisa cepet sembuh, loe juga harus gitu fy.." batin ify.
"Selamat ya rio.. 2 minggu lagi kamu balik ke sini.." kata dokter itu.
"Iya dok, makasih.. Saya sama ify balik dulu ya dok.." kata rio pamit, lalu berdiri dari duduknya dan melangkah keluar ruangan, diikuti ify yg sebelumnya tersenyum pamit ke arah dokter itu.
Selama jalan ke parkiran mereka berdua diam, sibuk dengan pikiran masing-masing, begitu juga saat mereka di mobil menuju rumah rio.

Begitu sampai di rumah rio, terlihat ada 2 motor dam 1 mobil terparkir di depannya. Rio tau kendaraan itu milik teman-temannya, begitu juga ify.
"Pada ngumpul di sini ya.." kata rio pelan. Ify nggak menjawab, cuma mengangguk kecil. Ify takut suaranya terdengar sedikit bergetar oleh rio. Dari tadi ify begitu galau dengan perasaannya dan sibuk menahan butiran panas yg mulai di produksi oleh kelenjar air matanya.
Ify dan rio turun bersamaan dari mobil dan melangkah menuju pintu depan rumah rio. Sebelum masuk, rio menghembuskan nafas panjang dan mencoba menghiasi wajahnya dengan senyum. Begitu pula dengan ify.
"Hai semua...." sapa rio saat memasuki rumah. Ify hanya tersenyum di sebelah rio.
"Hei... Lama bener loe yo..." jawab cakka.
"Udah lama ya??" tanya rio basa-basi.
"Hehehe...baru 5 menit doang.." jawab cakka cengengesan.
"5 menit loe bilang lama. Dasar.." komentar rio sekenanya, lalu duduk di sebelah ozy, lalu menyandarkan kepalanya ke bahu adiknya itu yg lagi asik ngobrol sama acha.
"Kak, ganggu aja..." kata ozy sambil menggerak-gerakkan bahunya. Rio hanya diam, nggak menjawab pertanyaan ozy. Tapi ozy sempet mendengar rio mendesah kecil saat ozy menggerakkan bahunya.
"Kak rio knpa ya?? Kok mendadak lesu gitu.." batin ozy heran.
"Kak, dokternya bilang apa tadi??" tanya ozy berusaha mencari penyebab lesu kakaknya itu.
"Dokter bilang 2 minggu lagi gue sembuh.." jawab rio yg agak ogah-ogahan.
"Wah... Asik dong kak, gue kan nggak perlu repot bantuin ini itu lagi." kata ozy senang.
"Mmm" jawab rio pelan. "Loh kok reaksinya gitu doang??" batin ozy heran.
Ify yg mendengar komentar ozy barusan makin merasa bersalah atas perasaannya. Sementara temen-temen rio yg lain termasuk acha malah asik ngobrol nggak peduli atau tepatnya nggak sadar sama 2 temannya yg nggak bersemangat itu.
Ozy melirik ify yg juga ikut ngobrol, tapi pandangan matanya terlihat beda. Ozy mengerti sekarang. Apa penyebab 2 orang itu jadi aneh.
"Eh, semuanya.. Berangkat sekarang aja yuk kak.." kata ozy berusaha mengalihkan pikiran 2 kakaknya itu dari kesedihan mereka.
"Gue terserah aja sih.." jawab iyel.
"Gimana yo??" tanya alvin.
"Sekarang?? Okelah klo begitu, nggak papa, ayo.." jawab rio walau pun sebenarnya rio males jalan-jalan sekarang.
Akhirnya semuanya setuju pergi sekarang. Sesuai putusan awal, Cagni pake mobil cakka, siviel pake motor iyel, Alza pake motor alvin*bner g' sngkatan couplex??*, Rify n ocha di mobil ify.
Pertama mereka pergi makan dulu karna pasangan cagni kelaparan duluan. Akhirnya mereka mampir dulu ke resto langganan mereka. Selesai makan mereka ngumpul dulu di parkiran. Ngapain?? Diskusi jalan-jalannya mau kemana.

"Jadi, kita kemana nih?" tanya zahra.
"Dufan yuk.." ajak acha.
"Klo ke dufan rio gimana?? Kacau urusannya, baru ngantri tangannya udah patah duluan di senggol sana-sini" kata alvin. Rio mengangguk setuju.
"Emang loe sohib gue yg paling pengertian deh vin" kata rio, alvin senyum aja.
"Puncak??" usul sivia.
"Yg deket-deket aja deh.. Gue lagi males nih.." kata rio nggak stuju.*yg request puncak nggak jadi ya, niatnya di sana sih, tpi ide yg muncul nggak setuju^^,pnulis yg repot jadix*
"Yah....kan loe yg ngajakin jalan??" kata sivia protes.
"Klo kalian ke puncak, gue nggak iku ya... Lagi males nih vi.." kata rio, akhirnya sivia pasrah. Yg lain yg setuju juga pasrah aja.
"Yg deket yo?? Noh di sana ada taman.." tunjuk cakka, niatnya becanda. Tapi karna liat rio ngangguk setuju, cakka langsung nepuk keningnya sendiri,menyesal.
"Wah...pas banget tuh, taman itu aja yuk. Pas sama keadaan gue.." kata rio dengan wajah sumringah.*jiah..jadix cuma taman doang,bagi yg kecewa, maaf...^^*
"Heu...taman yo?? Yah..." keluh iyel.
"Mau nggak?? Ato gue pulang nih.." kata rio. Enah kenapa klo rio udah berbicara yg lain ngikut aja. Akhirnya mereka hanya main, di taman kota.

Cukup 5 menit mreka udah selesai markirin kendaraan masing-masing. Rio duduk di bangku taman.
"Seger ya..." katanya.
"Seger apanya?? Taman doang yo, siangan dikit langsung panas.." keluh cakka.
"Mumpung langit agak gelap, blom panas, main dulu deh sana.." suruh rio.
"Mau main apaan??" kata cakka yg masih blom terima.
"Basket sana, tuh ada lapangan kan.." kata rio sambil nunjuk lapangan lalu berjalan ke sana. Cakka ambil bola dulu di mobil, daripada bengong, basket aja deh, pikirnya. Yg lain ngikut rio ke lapangan basket.
"Trus kalian yg cowok basket, kita ngapain??" tanya sivia.
"Gue sih ikut basket" jawab agni.
"Gue nggak ikut main kok vi. Klo loe bosan, nonton aja, ato main ayunan sana.." kata rio santai.
Akhirnya yg cowok kecuali rio + agni main basket, sivia, zahra, ify, n acha keliling taman, main ayunan, ato becanda sambil lari-lari. Sementara rio dengan pasrah hanya nonton *kasian*.
Matahari mulai terik, yg lain masih asik main sama aktifitas masing-masing, sementara rio masih duduk di tepi lapangan basket. Kepalanya terasa berat.
"Aduh...kenapa lagi ni kepala.. Gue emang nggak tahan panas ya??" batin rio.
"Bosen.." katanya. "Susulin cewek-cewek aja ah... Ikutan main ato ngapain gitu" batin rio lalu brdiri susulin cewek-cewek main.
"Oii, gue ikutan dong.. Bosen di sana.." kata rio. Cewek-cewek yg tadi lagi ketawa-ketawa gaje berhenti dan menoleh ke arah rio.
"Ikutan basket sana yo... Ganggu aja..." kata sivia.
"Bego loe vi! Bisa KO rio di sana.." kata ify yg dari tadi baru keluar suaranya.
"Hehehe.. Iya ya??" tanya via sok bego.
"Udah sini yo, gabung aja.." ajak zahra. Rio lalu duduk di sebelah ify.
"Jadi kalian ngapain duduk-duduk di sini??" tanya rio.
"Nggak tadi ngobrol doang, si acha ngelucu mulu.." jawab ify.
"Oh.." kata rio seadanya.
"Perasaan loe putihan ya kak??" tanya acha ke rio.
"Iya yah?? Kok kulit gue aneh ya?? Klo panas gini bukannya tambah item ya??" kata rio becanda.
"Kulit loe aja g aneh yo.." kata zahra juga ikutan becanda.
"Mungkin.." jawab rio sambil tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya yg semakin pusing. Lalu rio mengurut pelan kulit kepalanya, berharap rasa pusingnya bisa sedikit terobati dengan cara itu.
"Yo, knapa??" tanya ify khawatir. Dari tadi dia merasa rio sedikit lesu dan pucat, bukan memutih seperti candaan acha.
"Enggak fy, gue cuma agak pusing aja. Mungkin karna kepanasan kali ya, gue jadi pusing gitu.." jawab rio sambil tersenyum kecil.
"Kenapa fy??" tanya zahra yg melihat raut khawatir di wajah ify.
"Rio sakit deh kayanya" jawab ify sambil memeriksa kening rio dengan punggung tangannya.
"Yo, panas bnget. Pulang sekarang aja yuk, kayanya loe demam deh.." kata ify cemas.
"Gue bilangin ke yg lainnya ya kak.." kata acha lalu berlari ke arah lapangan basket. Lalu ify membantu rio berdiri dan jalan duluan ke arah parkiran yg nggak terlalu jauh dari sana di bantu sivia dan zahra.

Lapangan basket....
"Kak, berenti mainnya, kita pulang.." kata acha dengan suara agak keras sehingga cowok-cowok yg lagi main di sana berhenti.
"Lagi seru cha, cepet banget.. Ada apa sih??" tanya iyel sambil melap keringatnya.
"Kak, rio sakit, badannya panas.. Ayo pulang.." kata acha sambil narik tangan iyel.
"Kak rio sakit?? Bukannya tadi masih seger ya?? Sempat becanda kok sama kami di sini" kata ozy heran.
"Ya mana gue tau zy.. Tiba-tiba aja kak rio ngeluh, katanya pusing tadi." jawab acha.
"Trus sekarang rionya mana??" tanya cakka yg baru mungut bola basketnya.
"Udah keparkiran.. Ayo ah pulang, jangan banyak tanya" kata acha, lalu mereka pergi.

Parkiran....
"Yo, tiduran di belakang aja ya??" tanya ify.
"Gue depan aja fy, ntar si ozy sama acha gimana??" jawab rio lemah.
"Biar loe bisa tiduran yo sebelum ke RS" kata ify.
"Nggak usah ke RS fy, gue udah biasa kok pusing-pusing gini klo kelelahan. Ntar mampir ke apotik ato kemana kek, beli obat" bantah rio sambil buka pintu mobil dan duduk di depan, di samping ify. Ify akhirnya nurut, seperti biasa klo rio udah berkata semuanya nggak tau kenapa langsung ngikut aja.
"Kak rio, kenapa lagi sih loe??" tanya ozy yg baru sampe di tempat parkir.
"Biasa zy, gue pusing. Kecapean." jawab rio singkat.
"Emang rio biasa ya zy kaya gini??" tanya zahra. Ozy ngngguk.
"Iya kak, kak rio klo capek tu suka pusing sendiri, tapi nggak pernah sampe lemes banget kaya gini deh.." jawab ozy.
"Biasa kali zy.. Cepetan naik, gue mau tidur di rumah.." kata rio.
"Yo, kita gimana??" tanya cakka.
"Gimana gimana??" tanya rio nggak ngerti.
"Ya, lo kan pulang nih, nah kita??" jelas cakka.
"Terserah elo deh, mau tetep main juga nggak papa." jawab rio males.
"Gue pulang aja deh.. Nggak seru klo nggak lengkap gini." kata alvin.
"Klo gitu acha pulang sama cakka n agni aja a cha.. kakak nggak bisa nganterin" kata ify. Acha mengangguk.
"Iya kak, nggak papa kan kak?? Gue nggak ganggu kan??" jawab acha dan tanya acha ke cakka.
"Iya nggak pap, gue bawa mobil kok, rumah loe sama agni juga sama" kata cakka.
"Klo gitu duluan ya, zy ayo naik. Kasian kakak loe tuh.." suruh ify sambil nunjuk rio yg kayanya udah tidur. Setelah ozy naik, ify pun langsung melaju ke rumah rio, tapi sebelumnya beli obat dulu.

Rumah rio...
"Yo, makan dulu ya, gue bikinin bubur trus minum obat baru tidur." kata ify ke rio yg lagi di bantu ozy rebahan di sofa.
"Bisa fy??" tanya rio ragu.
"Bubur doang mah kecil yo.. Remehin gue mulu.." kata ify sambil menjentikkan jarinya. Rio hanya tersenyum.
"Yuk zy, bantuin kakak ya.." ajak ify ke ozy, ozy ngangguk dan ngekor ify ke dapur.

Nggak beberapa lama kemudian, ify dan ozy keluar dari dapur dengan nampan yg di atasnya ada semangkuk bubur panas, dan segelas air putih. Rio yg menyadari kedatangan if dan ozy, bangun dari tidurnya.*bukan tidur sih sebenarnya, cuma rebahan doang*
"Yuk yo, makan dulu." kata ify sambil ngasih mangkuk bubur ke rio. Rio lalu menerimanya dan memakan bubur itu.
"Enak nggak??" tanya ify.
"Ya, klo bubur ya gitu-gitu aja fy, tapi oke lah, sama kaya buatan gue" jawab rio. Selesai makan, ify membantu rio minum obat.
"Thanks ya fy, jadi ngerepotin nih.." kata rio sambil senyum, walau pun kepalanya masih terasa berat.
"Udah kewajiban gue kali yo..." kata ify sambil membalas senyum rio. Lalu ify beresin piring, dan mengangkatnya ke dapur.
"Kak, kok loe kaya lebih pucat ya??" tanya ozy yg duduk sebelah rio.
"Masa sih?? Gue ngerasa gitu-gitu aja kok.." jawab rio sambil sanderan.
"Eh, kak, kak ify baik ya.. Perhatian..banget" goda ozy.
"Hehehe..iya. Gue seneng deh dia khawatir sama gue gitu" kata rio sambil tersenyum senang, walau pun senyumnya nggak kaya biasa.
"Pilihan loe top deh.." tambah ozy lagi. Rio cuma senyum.
"Lagi ngomongin apa?? Kok senyam-senyum gitu.." kata ify yg baru balik dari dapur dan duduk di sbelah rio di sisi satunya lagi.
"Enggak boleh ya fy??" tanya rio sambil senyum.
"Klo ngomongin gue sih boleh.." jawab ify becanda. Rio menanggapinya dengan terkekeh kecil.
Waktu mereka asik becanda gitu, tiba-tiba aja pintu rumah rio terbuka, seorang cewek masuk ke sana, dan langsung berlari ke arah rio, lalu meluk rio.
"Hi sayang... I'm back.." kata cewek itu sambil meluk rio.
"Aku, kangen deh sama kamu..." tambahnya lagi.
Ozy yg di sebelah rio kaget melihat siapa yg datang, "Kenapa ni orag muncul lagi sih??" batinnya agak kesal.
Sementara ify, nggak percaya sama pemandangan di sampingnya itu. Hati ify terasa sakit saat melihat gadis itu memeluk rio, ditambah lagi panggilannya ke rio, yaitu 'sayang'.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siapa lagi tuh yg datang??
Kayanya part ini panjang bnget ya?? Mudah-mudahan nggak ada yg bosan ya bacanya.....*amin*
Thanks ya udah baca, cerita ini udah masuk ke konfliknya nih, akhirnya sampe sini juga..
Sekali lagi thanks udah baca, mohon komennya ya...^^ "Zy, loe di rumah dulu aja ya... Gue ke RS nya sama ify aja.." pamit rio sebelum berangkat ke RS. Setelah anggukan setuju dari ozy, rio pun keluar dan berjalan menuju mobil ify yg sudah menunggunya.
"Berangkat sekarang yo??" tanya ify setelah rio duduk di sampingnya.
"Iya... Lanjut, lets go..." jawab rio. Lalu ify mulai menggas mobilnya, dan melaju ke RS dengan kecepatan sedang. Selama perjalanan mereka hanya mengobrol ringan dengan candaan-candaan sederhana seperti biasa. Akhirnya 20 menit kemudian mereka sampai di RS.

"Hai, dok.." sapa rio ke dokter yg akan memeriksanya. Sementara ify tersenyum ke arah dokter itu.
"Terlalu cepat 10 menit dari janji ya rio.." kata dokter itu sambil tersenyum ke arah rio dan ify.
"Hehehe... Saya ada janji pagi ini dok, jadi buru-buru.." jawab rio sambil duduk di hadapan dokter itu, di atas bed yg ada di ruangan tersebut. Dokter itu melirik ke gadis manis yg berdiri di sebelah rio.
"Janjian sama cewek kamu ini ya?? Dasar anak muda jaman sekarang, pacaran mulu." kata dokter itu.
"Hahaha... dia bukan cewek saya dok..." kata rio sambil terkekeh kecil. "Belom jadi cewek saya dok, tpi entar lagi jadi.." tambahnya dalam hati.
"Saya cuma nemenin rio dok, kami ada janji kumpul sama temen-temen nanti.." tambah ify.
"Wah...sayang sekali ya.. Padahal kalian cocok lo.." goda dokter itu sambil memeriksa tangan kiri rio. Rio hanya tersenyum senang. Sementara ify ada sedikit warna mrah di kedua pipinya. Setelah itu mereka diam. Si dokter hanya konsentrasi dengan pasiennya. Sementara RiFy ikutan merhatiin tangan rio yg di periksa si dokter itu.
"Wah, rio.. Sepertinya perkiraan saya salah. Nggak perlu menunggu 1 bulan lagi, 2 minggu juga tulang kamu yg retak itu pulih." kata dokter itu sambil tersenyum senang.
"Beneran dok?? Akhirnya....perban-perban ini bisa di singkirkan juga." kata rio senang, dokter itu hanya mengangguk.
Rio melirik ify, tiba--tiba rio merasa ada perasaan aneh di hatinya. Perasaan nggak rela.
"Kok gue jadi nggak rela sembuh cepet ya??" tanyanya heran dalam hati.
Sementara ify juga merasa perasaan yg sama dngan rio. Perasaan nggak rela.
"Kenapa gue jadi nggak rela gini ya?? Harusnya gue seneng dong, karna 2 minggu lagi gue bebas dari perjanjian gue jadi pembantunya rio. Gue udah keenakan sih di sana. Udah kaya aktifitas wajib gue ke rumah rio seharian. Berarti cuma 2 minggu lagi dong waktu gue?? Setelah itu kami cuma ketemu di sekolah kaya biasa. Nggak..nggak... Loe nggak boleh kaya gini fy. Loe harus senang, egois klo loe tetep mau rio sakit demi kesenangan loe..." batin ify galau.
"Loh, kok jadi ngelamun??" tanya dokter itu yg membuyarkan lamunan RiFy tentang perasaan mereka masing-masing.
"Enggak dok, tadi cuma kesenengan saya nggak perlu repot-repot gantung tangan lagi." jawab rio sambil senyum meyakinkan si dokter.
"Tuh kan, rio aja seneng bisa cepet sembuh, loe juga harus gitu fy.." batin ify.
"Selamat ya rio.. 2 minggu lagi kamu balik ke sini.." kata dokter itu.
"Iya dok, makasih.. Saya sama ify balik dulu ya dok.." kata rio pamit, lalu berdiri dari duduknya dan melangkah keluar ruangan, diikuti ify yg sebelumnya tersenyum pamit ke arah dokter itu.
Selama jalan ke parkiran mereka berdua diam, sibuk dengan pikiran masing-masing, begitu juga saat mereka di mobil menuju rumah rio.

Begitu sampai di rumah rio, terlihat ada 2 motor dam 1 mobil terparkir di depannya. Rio tau kendaraan itu milik teman-temannya, begitu juga ify.
"Pada ngumpul di sini ya.." kata rio pelan. Ify nggak menjawab, cuma mengangguk kecil. Ify takut suaranya terdengar sedikit bergetar oleh rio. Dari tadi ify begitu galau dengan perasaannya dan sibuk menahan butiran panas yg mulai di produksi oleh kelenjar air matanya.
Ify dan rio turun bersamaan dari mobil dan melangkah menuju pintu depan rumah rio. Sebelum masuk, rio menghembuskan nafas panjang dan mencoba menghiasi wajahnya dengan senyum. Begitu pula dengan ify.
"Hai semua...." sapa rio saat memasuki rumah. Ify hanya tersenyum di sebelah rio.
"Hei... Lama bener loe yo..." jawab cakka.
"Udah lama ya??" tanya rio basa-basi.
"Hehehe...baru 5 menit doang.." jawab cakka cengengesan.
"5 menit loe bilang lama. Dasar.." komentar rio sekenanya, lalu duduk di sebelah ozy, lalu menyandarkan kepalanya ke bahu adiknya itu yg lagi asik ngobrol sama acha.
"Kak, ganggu aja..." kata ozy sambil menggerak-gerakkan bahunya. Rio hanya diam, nggak menjawab pertanyaan ozy. Tapi ozy sempet mendengar rio mendesah kecil saat ozy menggerakkan bahunya.
"Kak rio knpa ya?? Kok mendadak lesu gitu.." batin ozy heran.
"Kak, dokternya bilang apa tadi??" tanya ozy berusaha mencari penyebab lesu kakaknya itu.
"Dokter bilang 2 minggu lagi gue sembuh.." jawab rio yg agak ogah-ogahan.
"Wah... Asik dong kak, gue kan nggak perlu repot bantuin ini itu lagi." kata ozy senang.
"Mmm" jawab rio pelan. "Loh kok reaksinya gitu doang??" batin ozy heran.
Ify yg mendengar komentar ozy barusan makin merasa bersalah atas perasaannya. Sementara temen-temen rio yg lain termasuk acha malah asik ngobrol nggak peduli atau tepatnya nggak sadar sama 2 temannya yg nggak bersemangat itu.
Ozy melirik ify yg juga ikut ngobrol, tapi pandangan matanya terlihat beda. Ozy mengerti sekarang. Apa penyebab 2 orang itu jadi aneh.
"Eh, semuanya.. Berangkat sekarang aja yuk kak.." kata ozy berusaha mengalihkan pikiran 2 kakaknya itu dari kesedihan mereka.
"Gue terserah aja sih.." jawab iyel.
"Gimana yo??" tanya alvin.
"Sekarang?? Okelah klo begitu, nggak papa, ayo.." jawab rio walau pun sebenarnya rio males jalan-jalan sekarang.
Akhirnya semuanya setuju pergi sekarang. Sesuai putusan awal, Cagni pake mobil cakka, siviel pake motor iyel, Alza pake motor alvin*bner g' sngkatan couplex??*, Rify n ocha di mobil ify.
Pertama mereka pergi makan dulu karna pasangan cagni kelaparan duluan. Akhirnya mereka mampir dulu ke resto langganan mereka. Selesai makan mereka ngumpul dulu di parkiran. Ngapain?? Diskusi jalan-jalannya mau kemana.

"Jadi, kita kemana nih?" tanya zahra.
"Dufan yuk.." ajak acha.
"Klo ke dufan rio gimana?? Kacau urusannya, baru ngantri tangannya udah patah duluan di senggol sana-sini" kata alvin. Rio mengangguk setuju.
"Emang loe sohib gue yg paling pengertian deh vin" kata rio, alvin senyum aja.
"Puncak??" usul sivia.
"Yg deket-deket aja deh.. Gue lagi males nih.." kata rio nggak stuju.*yg request puncak nggak jadi ya, niatnya di sana sih, tpi ide yg muncul nggak setuju^^,pnulis yg repot jadix*
"Yah....kan loe yg ngajakin jalan??" kata sivia protes.
"Klo kalian ke puncak, gue nggak iku ya... Lagi males nih vi.." kata rio, akhirnya sivia pasrah. Yg lain yg setuju juga pasrah aja.
"Yg deket yo?? Noh di sana ada taman.." tunjuk cakka, niatnya becanda. Tapi karna liat rio ngangguk setuju, cakka langsung nepuk keningnya sendiri,menyesal.
"Wah...pas banget tuh, taman itu aja yuk. Pas sama keadaan gue.." kata rio dengan wajah sumringah.*jiah..jadix cuma taman doang,bagi yg kecewa, maaf...^^*
"Heu...taman yo?? Yah..." keluh iyel.
"Mau nggak?? Ato gue pulang nih.." kata rio. Enah kenapa klo rio udah berbicara yg lain ngikut aja. Akhirnya mereka hanya main, di taman kota.

Cukup 5 menit mreka udah selesai markirin kendaraan masing-masing. Rio duduk di bangku taman.
"Seger ya..." katanya.
"Seger apanya?? Taman doang yo, siangan dikit langsung panas.." keluh cakka.
"Mumpung langit agak gelap, blom panas, main dulu deh sana.." suruh rio.
"Mau main apaan??" kata cakka yg masih blom terima.
"Basket sana, tuh ada lapangan kan.." kata rio sambil nunjuk lapangan lalu berjalan ke sana. Cakka ambil bola dulu di mobil, daripada bengong, basket aja deh, pikirnya. Yg lain ngikut rio ke lapangan basket.
"Trus kalian yg cowok basket, kita ngapain??" tanya sivia.
"Gue sih ikut basket" jawab agni.
"Gue nggak ikut main kok vi. Klo loe bosan, nonton aja, ato main ayunan sana.." kata rio santai.
Akhirnya yg cowok kecuali rio + agni main basket, sivia, zahra, ify, n acha keliling taman, main ayunan, ato becanda sambil lari-lari. Sementara rio dengan pasrah hanya nonton *kasian*.
Matahari mulai terik, yg lain masih asik main sama aktifitas masing-masing, sementara rio masih duduk di tepi lapangan basket. Kepalanya terasa berat.
"Aduh...kenapa lagi ni kepala.. Gue emang nggak tahan panas ya??" batin rio.
"Bosen.." katanya. "Susulin cewek-cewek aja ah... Ikutan main ato ngapain gitu" batin rio lalu brdiri susulin cewek-cewek main.
"Oii, gue ikutan dong.. Bosen di sana.." kata rio. Cewek-cewek yg tadi lagi ketawa-ketawa gaje berhenti dan menoleh ke arah rio.
"Ikutan basket sana yo... Ganggu aja..." kata sivia.
"Bego loe vi! Bisa KO rio di sana.." kata ify yg dari tadi baru keluar suaranya.
"Hehehe.. Iya ya??" tanya via sok bego.
"Udah sini yo, gabung aja.." ajak zahra. Rio lalu duduk di sebelah ify.
"Jadi kalian ngapain duduk-duduk di sini??" tanya rio.
"Nggak tadi ngobrol doang, si acha ngelucu mulu.." jawab ify.
"Oh.." kata rio seadanya.
"Perasaan loe putihan ya kak??" tanya acha ke rio.
"Iya yah?? Kok kulit gue aneh ya?? Klo panas gini bukannya tambah item ya??" kata rio becanda.
"Kulit loe aja g aneh yo.." kata zahra juga ikutan becanda.
"Mungkin.." jawab rio sambil tersenyum kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya yg semakin pusing. Lalu rio mengurut pelan kulit kepalanya, berharap rasa pusingnya bisa sedikit terobati dengan cara itu.
"Yo, knapa??" tanya ify khawatir. Dari tadi dia merasa rio sedikit lesu dan pucat, bukan memutih seperti candaan acha.
"Enggak fy, gue cuma agak pusing aja. Mungkin karna kepanasan kali ya, gue jadi pusing gitu.." jawab rio sambil tersenyum kecil.
"Kenapa fy??" tanya zahra yg melihat raut khawatir di wajah ify.
"Rio sakit deh kayanya" jawab ify sambil memeriksa kening rio dengan punggung tangannya.
"Yo, panas bnget. Pulang sekarang aja yuk, kayanya loe demam deh.." kata ify cemas.
"Gue bilangin ke yg lainnya ya kak.." kata acha lalu berlari ke arah lapangan basket. Lalu ify membantu rio berdiri dan jalan duluan ke arah parkiran yg nggak terlalu jauh dari sana di bantu sivia dan zahra.

Lapangan basket....
"Kak, berenti mainnya, kita pulang.." kata acha dengan suara agak keras sehingga cowok-cowok yg lagi main di sana berhenti.
"Lagi seru cha, cepet banget.. Ada apa sih??" tanya iyel sambil melap keringatnya.
"Kak, rio sakit, badannya panas.. Ayo pulang.." kata acha sambil narik tangan iyel.
"Kak rio sakit?? Bukannya tadi masih seger ya?? Sempat becanda kok sama kami di sini" kata ozy heran.
"Ya mana gue tau zy.. Tiba-tiba aja kak rio ngeluh, katanya pusing tadi." jawab acha.
"Trus sekarang rionya mana??" tanya cakka yg baru mungut bola basketnya.
"Udah keparkiran.. Ayo ah pulang, jangan banyak tanya" kata acha, lalu mereka pergi.

Parkiran....
"Yo, tiduran di belakang aja ya??" tanya ify.
"Gue depan aja fy, ntar si ozy sama acha gimana??" jawab rio lemah.
"Biar loe bisa tiduran yo sebelum ke RS" kata ify.
"Nggak usah ke RS fy, gue udah biasa kok pusing-pusing gini klo kelelahan. Ntar mampir ke apotik ato kemana kek, beli obat" bantah rio sambil buka pintu mobil dan duduk di depan, di samping ify. Ify akhirnya nurut, seperti biasa klo rio udah berkata semuanya nggak tau kenapa langsung ngikut aja.
"Kak rio, kenapa lagi sih loe??" tanya ozy yg baru sampe di tempat parkir.
"Biasa zy, gue pusing. Kecapean." jawab rio singkat.
"Emang rio biasa ya zy kaya gini??" tanya zahra. Ozy ngngguk.
"Iya kak, kak rio klo capek tu suka pusing sendiri, tapi nggak pernah sampe lemes banget kaya gini deh.." jawab ozy.
"Biasa kali zy.. Cepetan naik, gue mau tidur di rumah.." kata rio.
"Yo, kita gimana??" tanya cakka.
"Gimana gimana??" tanya rio nggak ngerti.
"Ya, lo kan pulang nih, nah kita??" jelas cakka.
"Terserah elo deh, mau tetep main juga nggak papa." jawab rio males.
"Gue pulang aja deh.. Nggak seru klo nggak lengkap gini." kata alvin.
"Klo gitu acha pulang sama cakka n agni aja a cha.. kakak nggak bisa nganterin" kata ify. Acha mengangguk.
"Iya kak, nggak papa kan kak?? Gue nggak ganggu kan??" jawab acha dan tanya acha ke cakka.
"Iya nggak pap, gue bawa mobil kok, rumah loe sama agni juga sama" kata cakka.
"Klo gitu duluan ya, zy ayo naik. Kasian kakak loe tuh.." suruh ify sambil nunjuk rio yg kayanya udah tidur. Setelah ozy naik, ify pun langsung melaju ke rumah rio, tapi sebelumnya beli obat dulu.

Rumah rio...
"Yo, makan dulu ya, gue bikinin bubur trus minum obat baru tidur." kata ify ke rio yg lagi di bantu ozy rebahan di sofa.
"Bisa fy??" tanya rio ragu.
"Bubur doang mah kecil yo.. Remehin gue mulu.." kata ify sambil menjentikkan jarinya. Rio hanya tersenyum.
"Yuk zy, bantuin kakak ya.." ajak ify ke ozy, ozy ngangguk dan ngekor ify ke dapur.

Nggak beberapa lama kemudian, ify dan ozy keluar dari dapur dengan nampan yg di atasnya ada semangkuk bubur panas, dan segelas air putih. Rio yg menyadari kedatangan if dan ozy, bangun dari tidurnya.*bukan tidur sih sebenarnya, cuma rebahan doang*
"Yuk yo, makan dulu." kata ify sambil ngasih mangkuk bubur ke rio. Rio lalu menerimanya dan memakan bubur itu.
"Enak nggak??" tanya ify.
"Ya, klo bubur ya gitu-gitu aja fy, tapi oke lah, sama kaya buatan gue" jawab rio. Selesai makan, ify membantu rio minum obat.
"Thanks ya fy, jadi ngerepotin nih.." kata rio sambil senyum, walau pun kepalanya masih terasa berat.
"Udah kewajiban gue kali yo..." kata ify sambil membalas senyum rio. Lalu ify beresin piring, dan mengangkatnya ke dapur.
"Kak, kok loe kaya lebih pucat ya??" tanya ozy yg duduk sebelah rio.
"Masa sih?? Gue ngerasa gitu-gitu aja kok.." jawab rio sambil sanderan.
"Eh, kak, kak ify baik ya.. Perhatian..banget" goda ozy.
"Hehehe..iya. Gue seneng deh dia khawatir sama gue gitu" kata rio sambil tersenyum senang, walau pun senyumnya nggak kaya biasa.
"Pilihan loe top deh.." tambah ozy lagi. Rio cuma senyum.
"Lagi ngomongin apa?? Kok senyam-senyum gitu.." kata ify yg baru balik dari dapur dan duduk di sbelah rio di sisi satunya lagi.
"Enggak boleh ya fy??" tanya rio sambil senyum.
"Klo ngomongin gue sih boleh.." jawab ify becanda. Rio menanggapinya dengan terkekeh kecil.
Waktu mereka asik becanda gitu, tiba-tiba aja pintu rumah rio terbuka, seorang cewek masuk ke sana, dan langsung berlari ke arah rio, lalu meluk rio.
"Hi sayang... I'm back.." kata cewek itu sambil meluk rio.
"Aku, kangen deh sama kamu..." tambahnya lagi.
Ozy yg di sebelah rio kaget melihat siapa yg datang, "Kenapa ni orag muncul lagi sih??" batinnya agak kesal.
Sementara ify, nggak percaya sama pemandangan di sampingnya itu. Hati ify terasa sakit saat melihat gadis itu memeluk rio, ditambah lagi panggilannya ke rio, yaitu 'sayang'.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Siapa lagi tuh yg datang??
Kayanya part ini panjang bnget ya?? Mudah-mudahan nggak ada yg bosan ya bacanya.....*amin*
Thanks ya udah baca, cerita ini udah masuk ke konfliknya nih, akhirnya sampe sini juga..
Sekali lagi thanks udah baca, mohon komennya ya...^^

by: alya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar